Thursday, August 2, 2007

Strategi Baru AS, Gandeng Arab Saudi

Kamis, 02 Agustus 2007

Arab Saudi telah memberikan dukungan terhadap konferensi perdamaian yang disponsori Amerika Serikat (AS) yang akan diselenggarakan tahun ini

Hidayatullah.com-- Arab Saudi akan menghadiri konferensi yang diseponsori Amemrika itu bersama Israel dan Palestina serta negara-negara Arab lainnya. Kalangan yang diundang ini, tentu yang dipandang ”moderat” oleh Amerika.

Arab Saudi adalah negara yang tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel. Namun Saudi termasuk sekutu Amerika Serikat.

Sebelum ini, Menlu Amerika, Condoleeza Rice, mengatakan konfrensi perdamaian ala Amerika itu diharapkan menghidupkan kembali pembicaraan damai yang macet.

Condi, akan bertemu dengan para pemimpin Israel dan Palestina untuk menghidupkan kembali perundingan menyusul pengambil-alihan Jalur Gaza oleh Hamas.

Strategi Baru

AS menjalankan strategi barunya yang dianggap banyak pihak akan menyulut instabilitas baru di Timur tengah. Beberapa waktu lalu, AS memberi bantuan persenjataan senilai milyaran dolar kepada Zionis-Israel dan sejumlah negara-negara Arab. Strategi itu digulirkan bersama dengan propaganda anti-program nuklir Iran.

Para pejabat Gedung Putih berupaya mengklaim bahwa tujuan mereka menandatangani kontrak penjualan senjata dengan sejumlah negara Timur Tengah adalah dalam rangka mengantisipasi program nuklir Iran. Koran New York Times mengutip keterangan para politisi Gedung Putih menulis, pengiriman persenjataan dengan kuantitas masif ke Timur Tengah diharapkan dapat mencegah berlanjutnya program nuklir Iran.

AS juga melakukan kontrak penjualan senjata senial 63 milyar dolar dengan Arab Saudi dan lima negara Arab lainnya di Teluk Persia, termasuk Mesir dan Uni Emirat Arab.

Sementara itu, Hamas mengkritik kunjungan Menlu AS itu ke negara-negara Timur Tengah. Mantan Menlu Palestina, Mahmoud Az-Zihar, dalam konferensi persnya kemarin mengkritik kunjungan Rice dan Menteri Pertahanan AS, Robert Gates, ke Timur Tengah, dengan menyatakan, " Sebagaimana terbukti pada pengalaman sebelumnya, kunjungan semacam ini sama sekali tak menguntungkan bangsa Palestina dan menjadikan bangsa ini sebagai korban Washington yang sengaja mengulur waktu."

Dan biasanya, pertemuan-pertemuan seperti itu hanya akan menguntungkan Amerika Serikat (AS). [cha, berbagai sumber/www.hidayatullah.com]

No comments: