Tuesday, March 27, 2007

Pemerintah Afghanistan Bangun Madrasah untuk Tangkal PengaruhTaliban


Menteri Pendidikan Muhammad Hanif Atmar mengungkapkan, madrasah itu dibangun karena musuh-musuh demokrasi yang mengganggu stabilitas Afghanistan telah menggunakan sarana pendidikan sebagai senjata untuk melakukan terorisme.

Hanif Atmar yang masih berusia 39 tahun dan merupakan menteri termuda dalam jajaran kabinet Presiden Hamid Karzai menuding Taliban sudah memanfaatkan sekolah-sekolah agama untuk merekrut anggota-anggotanya.

Pemerintahan Presiden Hamid Karzai adalah pemerintahan yang ditunjuk Barat setelah jatuhnya Taliban. Seperti diketahui, Barat yang dimotori AS sedang gencar-gencar melancarkan perang anti terorisme.

"Mereka mengajari orang untuk membenci orang lain dan mengajarkan hal-hal yang tidak sesuai dengan agama kita. Dan mereka mendapatkan orang yang mau melakukan bom bunuh diri serta merekrut pejuang Taliban dari madrasah-madrasah, " papar Hanif Atmar seperti dikutip AFP.

Menurutnya, pemerintah punya "tanggung jawab etika" untuk membangun sistem pendidikan Islam yang modern dan toleran, karena banyak orang tua yang menginginkan anak-anaknya belajar di sekolah agama.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, madrasah pertama milik pemerintah akan dibangun dalam dua bulan ini dan nantinya, madrasah serupa akan dibangun di 34 provinsi di Afghanistan. Setiap madrasah diharapkan mampu menampung 50 ribu siswa. Kurikulum pendidikan terdiri dari 40 persen pendidikan agama, 40 persen pendidikan umum dan 20 persen pendidikan ketrampilan komputer dan bahasa asing.

Hanif menjamin, kurikulum itu akan menghasilkan lulusan-lulusan yang siap kerja dibandingkan lulusan dari madrasah dengan konsep tradisional. Madrasah-madrasah modern ini, tambah Hanif, akan berada di bawah pengawasan kementerian pendidikan dan sebuah tim dari kalangan warga masyarakat agar guru-gurunya tidak menyimpang dari kurikulum yang sudah ditentukan.

Kesulitan Tenaga Guru

Tantangan yang paling berat bagi pendirian madrasah ini, kata Hanif, adalah kurangnya tenaga guru yang berkualitas di Afghanistan.

"Kami harus bekerja di dua front. Pertama, melatih para guru generasi baru dengan fokus guru perempuan. Kedua, menyediakan pelatihan bagi para guru yang sudah ada, " tukas Hanif Atmar. Ia menyatakan, dari 143 ribu guru yang ada, sekitar 80 persennya tidak berkualitas.

Selain masalah guru, prioritas pemerintah adalah mendorong anak-anak perempuan di Afghanistan untuk sekolah.

"Saat ini, di sekolah dasar, perbandingan siswa dan siswi adalah dua banding satu. Di sekolah menengah, perbandingan siswa dan siswinya lima hingga enam siswa banding satu siswi. Rasio ini harus diubah, " sambung Hanif.

Ia mengungkapkan, tindak kekerasan dan serangan, terutama di selatan Aghanistan menyebabkan banyak kerusakan di sekolah-sekolah dan guru-guru yang tewas menjadi korban.

Dalam 12 bulan belakangan ini, sudah 44 guru yang terbunuh. "Enam bulan yang lalu, setiap hari ada dua sampai tiga insiden serangan ke sekolah-sekolah, guru-guru dan para siswa kami. Tapi sekarang, hanya ada dua sampai tiga serangan dalam satu minggu, " jelas Hanif.

Untuk itu, pemerintah akan membentuk semacam dewan lokal yang tugasnya melindungi sekolah-sekolah dan memberikan layanan pendidikan, diiringi dengan meningkatkan situasi keamanan serta kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan.

Afghanistan adalah negara yang tingkat buta hurufnya masih sangat tinggi. Menurut data PBB, hampir 90 persen kaum perempuan yang tinggal di kawasan pedalaman, buta huruf.

"Demokrasi tidak akan pernah bisa berjalan penuh, jika masyarakatnya tidak bisa membaca dan menulis, dan jika modal sumber daya manusianya tidak ada, " tambah Hanif. (ln/iol)

Eramuslim, Selasa, 27 Mar 07 14:18 WIB

Monday, March 26, 2007

Sepanjang 2006, Tiga Ribu Lebih Tentara AS "Kabur" dari Irak dan Afghanistan

Guncangan mental yang dialami pasukan AS di Irak dan Afghanistan makin mencuat ke permukaan. Mereka mengalami tekanan mental dan depresi, diduga kuat karena kian maraknya aksi perlawanan pejuang Irak dan Afghanistan.

Surat kabar terbitan AS New York Times menurunkan sebuah laporan yangsecara mengejutkan menyebutkan bahwa sebanyak 3.196 pasukan AS desersi sepanjang tahun 2006 dari tugas di Irak dan Afghanistan. Jumlah ini meningkat drastis dari tahun sebelumnya.

New York Times menyebutkan bahwa jumlah pasukan AS yang desersi itu terus mengalami peningkatan sejak tahun 2000. AS hingga saat ini menugaskan tak kurang dari 500 ribu pasukan regulernya di Irak dan Afghanistan. Pada tahun 2005, sebanyak 2.543 orang tentara lari dari tugas. Padahal di tahun-tahun sebelumnya, jumlah mereka yang lari terbilang sedikit.

Para tentara yang mangkir itu ada yang lari dari kesatuannya tanpa kabar berita yang jelas dan ada yang dengan terang-terangan menolak penugasan di Irak atau Afghanistan.

Meski demikian, ada pula diserter yang kemudian pulang kembali kepada kesatuannya setelah lebih dari 30 hari.

Sejumlah pengamat militer berpendapat, besarnya angka penolakan dan desersi pasukan AS di Irak dan Afghanistan itu, karena mereka makin tertekan melihat angka kematian yang begitu besar di kalangan pasukan AS dalam perang di kedua negara itu. Terlebih bagi pasukan yang mendapat tugas kedua atau ketiga kalinya di Irak dan Afghanistan.

Seorang jubir tentara AS mengatakan, pihaknya tengah melakukan sejumlah langkah untuk meningkatkan mentalitas pasukan yang kini masih berada di medan perang Irak dan Afghanistan. Ia mengatakan, sebagian besar pasukan melarikan diri karena alasan pribadi, keluarga atau masalah ekonomi.

Sebuah penelitian mutakhir di AS menyebutkan, sebagian besar tentara AS yang merupakan veteran perang Irak dan Afghanistan, mendapat perawatan medis khusus akibat tekanan mental dan depresi yang mereka alami selama bertugas. (na-str/assbl)

Eramuslim, Senin, 26 Mar 07 11:33 WIB

Usir Misionaris Asing dari Bumi Papua

Tokoh Islam Papua menuding, para misionaris asing penyebab ide rancangan peraturan daerah (raperda) berbasis Injil yang akan melarang jilbab

Hidayatullah.com—Tokoh Islam terkemukan asal Papua, Ustad Fadzlan Rabbani Al-Garamatan (40) meminta pemerintah mengusir para misionaris asing yang kini banyak tersebar di bumi cenderawasih.

Sikap keras pria bernama lengkap M. Zaaf Fadzlan Rabbani Al-Garamatan ini menyusul dengan gagasan pemerintah dan DPRD Kabupaten Manokwari, Propinsi Irian Jaya Barat yang kini sedang menggodok rancangan peraturan daerah (raperda) pembinaan mental berbasis Injil.

Sebagaimana diketahui, beberapa saat yang lalu, sebuah harian Nasional Ibu Kota, Jum'at (23 Maret 2007) kemarin mengungkap raperda yang dimunculkan oleh pihak gereja dan sejumlah pakar setempat.

Salah satu pasal dari raperda yang sempat menjadi sorotan adalah larangan menggunakan pakaian busana yang menonjolkan simbol agama di tempat umum, larangan membangun tempat ibadah jika sudah ada gereja, dibolehkannya pemasangan symbol salib di seluruh gedung perkantoran dan tempat umum, pembinaan mental memperhatikan budaya lokal yang menganut agama Kristen.

Menurut Fadzlan, selain adanya banyak unsure pembohongan sejarah terorganisir, reperda ini dikawatirkan berpotensi menjadikan Papua pecah sebagaimana kasus Poso dan Ambon.

Menurut Ketua Yayasan Al-Fatih Kaafah Nusantara (AFKN) ini, komposisi antara Islam dan Kristen di bumi Papua jumlah tak jauh berbeda. Lagi pula, Islam, memiliki sejarah panjang ratusan tahun, lebih dahulu di banding agama lain. Karenanya, ia menganggap raperda ini sangat bertolak belakang dengan kondisi sebenarnya.

Menurut Fadhlan, hubungan Islam dan Kristen sejauh ini tak ada masalah. Bahkan itu sudah terjalin selama ratusan tahun. “Islam adalah agama pertama yang mengantarkan Pendeta Cw Otto GJ. Geissler , misionaris pertama yang masuk Papua pada tahun 1855”, ujarnya.

Islam sudah berada di Irian sejak abad ke-12, di bawah pengaruh beberapa kerajaan. Diantaranya, Syeikh Iskandar Syah dari Samudra Pasai, Raden Fattah dari Demak, kerajaan Ternate dan Tidore.

Melihat kenyataan sejarah itu, cukup mengagetkan bagi Fadzlan hingga muncul gagasan raperda ‘berbasis Injil” tersebut. Bagi Fadzlan, raperda itu sebuah pembodohan sejarah amat berbahaya. “Saya sudah berkali-kali meminta pada teman-teman pendeta setempat, jangan menuruti para misionaris asing”, ujar Fadlan kepada www.hidayatullah.com.

Secara tegas, Fadzlan bahkan meminta agar pemerintah mengusir mereka dari bumi Papua agar kondisi propinsi itu tak terjadi sebagaimana Ambon atau Poso. “Jika perlu, usir saja mereka. Mereka biangnya”, tambahnya. [cha]

Friday, March 23, 2007

Kelompok Salafi Garis Keras Dituduh Hambat Kemajuan Perempuan Saudi

Kolumnis Saudi Muhammad Ali Al-Mahmud mengeluarkan pernyataan kontrovesial. Ia mengatakan, pencekalan wanita untuk menduduki jabatan-jabatan strategis politik di Arab Saudi merupakan bukti nyata telah merasuknya ideologi "teroris" pada kelompok keras di Saudi.

Menurutnya, akarnya dari semua itu karena mereka tak ingin teks-teks Al-Qur’an dan Hadits dikorpromikan dengan masalah duniawi.

Pernyataan kontroversial itu mencuat dalam sebuah talk show "Idhaat" di sebuah stasiun televisi Saudi, yang akan disiarkan pada Jum’at (23/3) sian waktu setempat, dan akan kembali disiarkan pada Selasa depan. Acara talk show ini dipandu oleh presenter kondang Saudi Turki Ad-Dakhil.

Seruan-seruan Al-Mahmud selama ini kerap mengajak untuk merasionalisasi perintah-perintah (khitaab) Islam. Banyak kalangan berpendapat pandangan Al-Mahmud sudah bergeser dari masa "kesadaran" menuju masa "moderat’. Tapi Al-Mahmud sendiri mengaku bahwa dirinya sama sekali tidak merasakan pergeseran besar itu. Al-Mahmudi juga mengaku bahwa dirinya bukan seorang Salafi dan bukan dari kalangan shahwah (pergerakan).

“Saya tidak anti teks wala dan bara sebagai sebuah pemahaman yang umum. Tapi saya mengkritisi masalah Al-Bara, kebencian dan amarah. Adalah sangat wajar Anda membenci musuh Anda. Tapi itu bukan berarti sebagai syarat agar Anda membunuhnya, ” jelas Al-Mahmud.

Selanjutnya penulis Saudi yang sebelumnya dikenal moderat itu menambahkan, fenomena lain merasuknya ideologi terorisme pada aliran keras adalah sikap mereka terhadap wanita, di mana mereka cenderung membungkam wanita dengan cara mencekalnya agar tidak duduk di Majelis Syuro atau di kementerian. Jabatan-jabatan itu dianggap sebagai Zona Jabatan Publik (wilayah Aamah), dengan merujuk kepada teks hadits yang menyebutkan bahwa sebuah komunitas tak akan pernah beruntung jika urusan mereka diserahkan kepada wanita, sementara secara empiris ada bukti bagaimana Ratu Saba telah berhasil menjadi pemimpin, seperti juga Margaret Teacher.

Karena itu, sambung Al-Mahmud, dirinya mengajak agar teks-teks Al-Qur’an dan Hadits dikompromikan dengan dunia nyata. Ia juga menolak ajakan-ajakan militerisasi untuk keperluan menumpahkan darah, karena menurutnya pemahaman jihad itu pada dasarnya merupakan tanggung jawab tentara.

Dalam konteks perang, penulis freelance Saudi itu menilai apa yang dilakukan AS dan sekutunya itu merupakan penjajahan. Kendati demikian, kata dia, penjajahan itu ada sisi positifnya yaitu terbebasnya rakyat Irak dari rezim Saddam Husen.

Terkait siapa mereka yang dikatakan kelompok keras itu, Al-Mahmudi menjelaskan, “Kaum fundamentalis saat ini sedang merosot. Mereka itu gerakan Salafi yang bodoh, yang ingin menampatkan segala cara pandang Salafi di dunia nyata. ”

Diakui Al-Mahmudi bahwa saat ini Islam lemah. Namun kelemahan itu bukan pada Islamnya tapi pada penganutnya. “Para pemeluknya yang menyebabkan krisis yang menggiring ke kemunduran itu, ” kata Al-Mahmud. (ilyas/alarby)

Eramuslim, Jumat, 23 Mar 07 15:32 WIB

Rugikan Masyarakat, UU Privatisasi Air Perlu Dicabut

Pemerintah diminta mencabut UU Privatisasi Air, dan selanjutnya hak atas air dikembalikan kepada rakyat. Alasannya, air adalah kebutuhan dasar manusia yang tak dapat dihindari.

"Namun ternyata kenyataan di lapangan berbeda. Secara kuantitas air yang menguasai hajat hidup orang banyak ternyata sudah banyak dikuasai dan dikomersialisasikan oleh pihak swasta (air kemasan) sehingga pasokan air untuk rakyat khususnya petani habis dikuras, " ujar Gugun Muhammad, Koordinator Solidaritas untuk Korban Pencemaran Sungai Rebo dan Komering (SuKPSRK) dalam rilisnya, Kamis (22/3).

Menurutnya, air memegang peranan penting dalam kelangsungan kehidupan ini sehingga dalam pemanfaatannya perlu pengaturan yang adil dan arif.

Dijelaskannya, sesuai dengan amanat UUD 1945 perubahan I-IV Bab XIV pasal 33 ayat 3 bahwa; “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. ”

Ironisnya, katanya, penindasan ini didukung oleh pemerintah dengan keluarnya UU Privatisasi Air. Secara kualitas, banyak air yang tercemar karena ulah pabrik-pabrik yang membuang limbahnya tanpa diikuti dengan pengolahan limbah yang sesuai standar baku mutu, belum lagi kasus-kasus kecelakan bocornya minyak yang mencemari air.

"Jadi dalam hal ini kami ingin menegaskan bahwa kelangkaan air yang terjadi bukan saja hanya dari segi kuantitasnya tetapi juga dari segi kualitas yang dua-duanya disebabkan oleh adanya usaha-usaha eksploitasi alam di Indonesia oleh para pemodal/korporasi yang dalam hal ini bekerjasama dengan pemerintah, dan korbannya adalah rakyat, " imbuh dia. (dina)

Eramuslim, Jumat, 23 Mar 07 08:31 WIB

Wednesday, March 14, 2007

Peran Lawrence di Balik Berdirinya Kerajaan Arab Saudi

Menurut logika yang sehat, seharusnyalah Kerajaan Saudi Arabia menjadi pemimpin bagi Dunia Islam dalam segala hal yang menyangkut keIslaman. Pemimpin dalam menyebarkan dakwah Islam, sekaligus pemimpin Dunia Islam dalam menghadapi serangan kaum kuffar yang terus-menerus melakukan serangan terhadap agama Allah SWT ini dalam berbagai bentuk, baik dalam hal Al-Ghawz Al-Fikri (Serangan Pemikiran dan Kebudayaan) maupun serangan Qital.

Seharusnyalah Saudi Arabia menjadi pelindung bagi Muslim Palestina, Muslim Afghanistan, Muslim Irak, Muslim Pattani, Muslim Rohingya, Muslim Bosnia, Muslim Azebaijan, dan kaum Muslimin di seluruh dunia. Tapi yang terjadi dalam realitas sesungguhnya, mungkin masih jadi pertanyaan banyak pihak. Karena harapan itu masih jauh dari kenyataan.

Craig Unger, mantan deputi director New York Observer di dalam karyanya yang sangat berani berjudul “Dinasti Bush Dinasti Saud” (2004) memaparkan kelakuan beberapa oknum di dalam tubuh kerajaan negeri itu, bahkan di antaranya termasuk para pangeran dari keluarga kerajaan.

“Pangeran Bandar yang dikenal sebagai ‘Saudi Gatsby’ dengan ciri khas janggut dan jas rapih, adalah anggoa kerajaan Dinasti Saudi yang bergaya hidup Barat, berada di kalangan jetset, dan belajar di Barat. Bandar selalu mengadakan jamuan makan mewah di rumahnya yang megah di seluruh dunia. Kapan pun ia bisa pergi dengan aman dari Arab Saudi dan dengan entengnya melabrak batas-batas aturan seorang Muslim. Ia biasa minum Brandy dan menghisap cerutu Cohiba, ” tulis Unger.

Bandar, tambah Unger, merupakan contoh perilaku dan gaya hidup sejumlah syaikh yang berada di lingkungan kerajaan Arab Saudi. “Dalam hal gaya hidup Baratnya, ia bisa mengalahkan orang Barat paling fundamentalis sekali pun. ”

Bandar adalah putera dari Pangeran Sultan, Menteri Pertahanan Saudi. Dia juga kemenakan dari Raja Fahd dan orang kedua yang berhak mewarisi mahkota kerajaan, sekaligus cucu dari (alm) King Abdul Aziz, pendiri Kerajaan Saudi modern.

Bukan hanya Pangeran Bandar yang begitu, beberapa kebijakan dan sikap kerajaan terakdang juga agak membingungkan. Siapa pun tak kan bisa menyangkal bahwa Kerajaan Saudi amat dekat—jika tidak bisa dikatakan sekutu terdekat—Amerika Serikat. Di mulut, para syaikh-syaikh itu biasa mencaci maki Zionis-Israel dan Amerika, tetapi mata dunia melihat banyak di antara mereka yang berkawan akrab dan bersekutu dengannya.

Barangkali kenyataan inilah yang bisa menjawab mengapa Kerajaan Saudi menyerahkan penjagaan keamanan bagi negerinya—termasuk Makkah dan Madinah—kepada tentara Zionis Amerika.

Bahkan dikabarkan bahwa Saudi pula yang mengontak Vinnel Corporation di tahun 1970-an untuk melatih tentaranya, Saudi Arabian National Guard (SANG) dan mengadakan logistik tempur bagi tentaranya. Vinnel merupakan salah satu Privat Military Company (PMC) terbesar di Amerika Serikat yang bisa disamakan dengan perusahaan penyedia tentara bayaran.

Ketika umat Islam dunia melihat pasukan Amerika Serikat yang hendak mendirikan pangkalan militer utama AS dalam menghadapi invasi Irak atas Kuwait beberapa tahun lalu, maka hal itu tidak lepas dari kebijakan orang-orang yang berada dalam kerajaan tersebut.

Langkah-langkah ‘mengejutkan’ yang diambil pihak Kerajaan Saudi tersebut sesungguhnya tidak “mengejutkan’ bagi yang tahu latar belakang berdirinya Kerajaan Saudi Arabia itu sendiri. Tidak perlu susah-sudah mencari tahu tentang hal ini dan tidak perlu membaca buku-buku yang tebal atau bertanya kepada profesor yang sangat pakar.

Pergilah ke tempat penyewaan VCD atau DVD, cari sebuah film yang dirilis tahun 1962 berjudul ‘Lawrence of Arabia’ dan tontonlah. Di dalam film yang banyak mendapatkan penghargaan internasional tersebut, dikisahkan tentang peranan seorang letnan dari pasukan Inggris bernama lengkap Thomas Edward Lawrence, anak buah dari Jenderal Allenby (jenderal ini ketika merebut Yerusalem menginjakkan kakinya di atas makam Salahuddin Al-Ayyubi dan dengan lantang berkata, “Hai Saladin, hari ini telah kubalaskan dendam kaumku dan telah berakhir Perang Salib dengan kemenangan kami!”).

Film ini memang agak kontroversial, ada yang membenarkan namun ada juga yang menampiknya. Namun produser mengaku bahwa film ini diangkat dari kejadian nyata, yang bertutur dengan jujur tentang siapa yang berada di balik berdirinya Kerajaan Saudi Arabia.

Konon kala itu Jazirah Arab merupakan bagian dari wilayah kekuasaan Kekhalifahan Turki Utsmaniyah, sebuah kekhalifahan umat Islam dunia yang wilayahnya sampai ke Aceh. Lalu dengan bantuan Lawrence dan jaringannya, suatu suku atau klan melakukan pemberontakan (bughot) terhadap Kekhalifahan Turki Utsmaniyah dan mendirikan kerajaan yang terpisah, lepas, dari wilayah kekhalifahan Islam itu.

Bahkan di film itu digambarkan bahwa klanSaud dengan bantuan Lawrence mendirikan kerajaan sendiri yang terpisah dari khilfah Turki Utsmani. Sejarahwan Inggris, Martin Gilbert, di dalam tulisannya “Lawrence of Arabia was a Zionist” seperti yang dimuat di Jerusalem Post edisi 22 Februari 2007, menyebut Lawrence sebagai agen Zionisme.

Sejarah pun menyatakan, hancurnya Kekhalifahan Turki Utsmani ini pada tahun 1924 merupakan akibat dari infiltrasi Zonisme setelah Sultan Mahmud II menolak keinginan Theodore Hertzl untuk menyerahkan wilayah Palestina untuk bangsa Zionis-Yahudi. Operasi penghancuran Kekhalifahan Turki Utsmani dilakukan Zionis bersamaan waktunya dengan mendukung pembrontakan Klan Saud terhadap Kekalifahan Utsmaniyah, lewat Lawrence of Arabia.

Entah apa yang terjadi, namunhingga detik ini, Kerajaan Saudi Arabia, walau Makkah al-Mukaramah dan Madinah ada di dalam wilayahnya, tetap menjadi sekutu terdekat Amerika Serikat. Mereka tetap menjadi sahabat yang manis bagi Amerika.

Selain film ‘Lawrence of Arabia’, ada beberapa buku yang bisa menggambarkan hal ini yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Antara lain:

  • Wa’du Kissinger (Belitan Amerika di Tanah Suci, Membongkar Strategi AS Menguasai Timur Tengah, karya DR. Safar Al-Hawali—mantan Dekan Fakultas Akidah Universitas Ummul Quro Makkah, yang dipecat dan ditahan setelah menulis buku ini, yang edisi Indonesianya diterbitkan Jazera, 2005)
  • Dinasti Bush Dinasti Saud, Hubungan Rahasia Antara Dua Dinasti Terkuat Dunia (Craig Unger, 2004, edisi Indonesianya diterbitkan oleh Diwan, 2006)
  • Timur Tengah di Tengah Kancah Dunia (George Lenczowski, 1992)
  • History oh the Arabs (Philip K. Hitti, 2006)

Sebab itu, banyak kalangan yang berasumsi bawah berdirinya Kerajaan Saudi Arabia merupakan salah satu bentuk 'pemberontakan' terhadap Kekhalifahan Islam Turki Utsmani dan diback-up oleh Lawrence, seorang agen Zionis dan bawahan dari Jenderal Allenby yang sangat Islamofobia. Mungkin realitas ini juga yang sering dijadikan alasan, mengapa Arab Saudi sampai sekarang agak kurang peranannya sebagai pelindung utama bagi Kekuatan Dunia Islam, wallahu a'lam. (Rz)

Eramuslim, Rabu, 14 Mar 07 09:24 WIB

Tuesday, March 13, 2007

Riset: 25% Pasukan AS Veteran Irak dan Afghanistan Depresi

Sebuah penelitian di AS menyimpulkan seperempat pasukan AS yang pernah ditugaskan di Irak dan Afghanistan mengalami keguncangan mental.

Penelitian itu juga menyebutkan bahwa satu dari empat orang pasukan AS yang ikut dalam ekspansi militer di Irak dan Afghanistan mengalami masalah stress tingkat tinggi yang harus ditangani oleh pemerintah, setelah mereka pulang ke tanah air.

Penelitian yang dilansir dalam situs Archives Of Internal Medicine itu melibatkan responden sebanyak 103. 788 orang veteran prajurit AS di Irak dan Afghanistan. Di antara hasilnya adalah 56% dari pasukan AS di Irak dan Afghanistan yang telah diperiksa, mengalami sakit mental stadium tinggi.

Karen H. Seal dari medical center yang menangani masalah para veteran perang Irak dan Afghanistan mengatakan, “Tekanan mental yang dialami pasukan AS yang baru pulang ke tanah air, lebih parah dari penyakit yang pernah dikaji di tahun lalu. ”

Kesimpulan kajian itu menyebutkan bahwa pasukan AS memang mengalami peningkatan tajam dalam penyakit mental. Mereka yang mengalami kondisi itu, usianya berkisar antara 18-24 tahun. Sementara akibat tekanan mental tersebut, sebanyak 13% pasukan AS lebih memilih menggunakan obat penenang.

Penelitian ini dilakukan secara bersama oleh Department of Medicine, Epidemiology and Biostatistics, and Psychiatry (Dr Marmar), University of California, San Francisco, and Health Services Research and Development Research Enhancement Award Program, San Francisco VA Medical Center, San Francisco. (na-str/assbl, aim)

Eramuslim, Selasa, 13 Mar 07 14:08 WIB

AS Bantu Bangun Proyek Nuklir Libya

AS lagi-lagi menunjukkan sikap menduanya dalam isu nuklir. Sementara AS menentang keras program nuklir negara Iran, negara Paman Sam ini dikabarkan justru akan membantu pembangunan instalasi nuklir negara Libya.

Kantor berita Libya, Jana pada Senin (12/3) melaporkan, General Rakyat Umum-semacam parlemennya Libya-sudah menyetujui kerjasama pembangunan instalasi nuklir yang sudah ditandatangi sehari sebelumnya oleh menteri luar negeri dan perwakilan AS.

Sejauh ini, belum ada keterangan resmi dari AS tentang adanya kesepakatan itu. Namun penandatanganan kerjasama tersebut menjadi pertanda mencairnya hubungan AS-Libya yang selama ini bersitegang.

"Kerjasama ini merupakan penghargaan terhadap Gaddafi dan menjadi tanda sejauh mana hubungan AS dan Libya selama ini, " ujar Guma el-Gamaty, peneliti tentang masalah-masalah Libya.

El-Gamaty mengatakan, Gaddafi sudah menjadi sekutu AS yang setia dalam 'perang melawan teror' dengan memberikan informasi tentang kelompok-kelompok Islam di seluruh dunia yang dicurigai akan menjadi ancaman bagi AS.

"Hal ini memberikan sinyal diplomatik bagi negara-negara lain yang lebih krusial, seperti Iran dan Korea Utara. Jika mereka mencontoh Libya, menyerah dengan syarat atau menyerah begitu saja pada tekanan AS dan mengikuti apa yang diinginkan AS... Mereka akan diberi penghargaan, " papar el-Gamaty.

Libya adalah salah satu negara yang oleh negara-negara Barat dicurigai membuat senjata pemusnah massal. Pada tahun 2003, pemimpin LibyaMuammar Gaddafi menyatakan menolak semua upaya untuk membuat senjata pemusnah massal. Pernyataan Gaddafi ini memuluskan jalan Libya untuk memperbaiki hubungan diplomatiknya dengan AS pada bulan Mei 2006. Meski demikian, Gaddafi tetap menyatakan keinginannya untuk membangun teknologi nuklir untuk tujuan damai.

Keinginan itu terwujud dengan penandatanganan kerjasama pembangunan instalasi nuklir antara Libya dan AS. AS akan memberikan bantuan mulai dari pembangunan instalasi nuklir, pengoperasiannya sampai riset dan pemberian pelatihan teknis bagi para teknisi Libya di AS.

"Komite Rakyat Umumpada hari Minggu menyetujui komite sebagai perantara dan pihak internasional untuk menandatangani kesepakatan antara Libya dan Amerika dalam kerjasama pemanfaatan energi nuklir untuk tujuan damai, " demikian laporan kantor berita Jana.

Kesepakatan itu akhirnya ditandatangani setelah pada tanggal 3 Maret kemarin, Gaddafi kembali menyampaikan keluhan pada negara-negara Barat yang belum juga memberikan kompensasi yang layak buat Libya setelah negara itu menghentikan program senjata nuklirnya. Hal itu, menurut Gaddafi menyebabkan negara-negara seperti Iran dan Korea Utara tidak mengikuti langkah Libya. (ln/aljz)

Eramuslim, Selasa, 13 Mar 07 09:39 WIB

Monday, March 12, 2007

Keunikan dan Ketenangan Makkah Sebagai Kota Suci, Makin Terkikis


"Makkah sekarang sudah seperti Las Vegas, " begitulah pernyataan yang dilontarkan Ali al-Ahmad, direktur Institute for Gulf Affairs-lembaga riset oposisi Saudi- yang berbasis di Washington, melihat perkembangan kota suci Makkah saat ini.

Menurutnya, perkembangan kota Makkah sekarang adalah sebuah bencana. "Hal ini akan memberikan pengaruh buruk bagi umat Islam. Ketika mereka ke Makkah mereka tidak punya perasaan apapun, tidak ada keunikan lagi. Apa yang anda lihat cuma semen dan kaca, " ujar Ahmad serius.

Ahmad cukup beralasan melontarkan pernyataannya itu, karena kota Makkah saat ini makin penuh dengan bangunan-bangunan tinggi mulai dari hotel, pusat perbelanjaan dan toko-toko besar yang menjual produk Barat. Sebut saja kedai kopi Starbucks, Cartier and Tiffany, H&M dan Topshop.

Pusat perbelanjaan Abraj Al-Bait, salah mall terbesar di Saudi yang baru dibuka menjelang musim haji bulan Desember 2006 kemarin, nampak megah dengan monitor-monitor televisi flat, cahaya lampu-lampu neon, dengan pusat hiburan, resto-resto cepat saji, bahkan toko pakaian dalam.

Pusat perbelanjaan itu, nantinya juga akan dilengkapi dengan kompleks hotel yang menjulang tinggi. Bahkan kompleks bangunan yang rencananya selesai tahun 2009 nanti, akan menjadi gedung tertinggi ketujuh di seluruh dunia, dilengkapi dengan fasilitas rumah sakit dan tempat sholat yang luas.

Seluruh pegunungan di dekat Jabal Omar, kini sudah diratakan. Di lokasi itu juga akan dibangun kompleks hotel dan lebih dari 130 gedung-gedung tinggi baru.

Kota Makkah yang menyandang sebutan kota suci dan menjadi pusat ibadah haji umat Islam di seluruh dunia, ketenangan dan kekhusyuk-annya makin terkikis, Ka'bah yang terletak di tengah masjid Haram dan menjadi arah sholat Muslim sedunia, semakin tenggelam oleh berdirinya gedung-gedung tinggi.

"Ini adalah akhir dari Makkah, " kata Irfan Ahmad dari London, pendiri Islamic Heritage Foundation, yang secara khusus aktivitasnya mempertahankan peninggalan-peninggalan bersejarah di Makkah, Madinah dan tempat-tempat lainnya di Arab Saudi.

"Sebelumnya, bahkan pada masa Ustmani, tak satu pun gedung-gedung di Makkah yang tingginya tidak melebihi tinggi Masjid Haram. Sekarang, banyak gedung yang lebih tinggi dari Masjid Haram dan tidak menghormati keberadaan masjid itu, " tukas Irfan.

Uang, tentu saja menjadi motivasi utama boomingnya gedung-gedung tinggi di Makkah. Karena setiap tahun, kota itu dibanjiri oleh para jamaah haji. Papan-papan iklan di sepanjang jalan menuju Makkah, seolah menjadi daya tarik bagi para investor yang mencari keuntungan dari usaha penginapan.

Sejumlah organisasi Islam mengatakan, berdirinya gedung-gedung megah di kota Makkah, juga dilatarbelakangi motif agama. Mereka menuding pemerintah Saudi mengizinkan kelompok konservatif untuk menghancurkan tempat-tempat bersejarah dengan alasan khawatir tempat itu justeru disembah-sembah oleh para pengunjung.

Ahmad dari Islamic Heritage Foundation mengaku punya kalatog lebih dari 300 tempat-tempat bersejarah di Arab Saudi, termasuk pemakaman dan masjid-masjid. Ia mengatakan, sebuah rumah tempat Nabi Muhammad dilahirkan dihancurkan untuk membangun tempat kamar mandi.

"Sama sekali tidak menghormati Kabah, tidak menghormati rumah Tuhan atau lingkungan dari tempat-tempat bersejarah itu, " kata Sami Angawi, seorang arsitek Saudi yang ingin mempertahankan peninggalan bersejarah di Makkah.

"Padahal, memotong pohon saja seharusnya tidak boleh dilakukan di kota ini, " sambungnya.

Kemajuan kadang memang harus dibayar mahal. Bahkan pasar malam, di mana para jamaah bisa menjual barang-barang yang dibawanya, kini sudah tidak ada lagi. Begitu juga dengan keluarga-keluarga di Makkah yang biasa menyambut para jamaah haji, sudah tidak terlihat lagi sejak rumah-rumah mereka digusur untuk perluasan Masjid Haram di era tahun 1970-an.

Angawi kini berusaha melakukan pendekatan pada kerajaan Arab Saudi agar memberi perhatian besar atas penghancuran tempat-tempat bersejarah. Ahmad melobi pemerintah-pemerintah negara Asia dan Arab untuk menghentikan penghancuran yang dilakukan pemerintah Saudi. Kedua tokoh ini menyayangkan kurangnya kepedulian umat Islam atas isu-isu ini. Kepentingan bisnis dan uang mengalahkan segala-galanya.

"Makkah tidak pernah berubah seperti sekaran ini. Apa yang anda lihat sekarang baru 10 persennya saja dari apa yang akan ada, yang akan jauh lebih, lebih buruk lagi, " kata Angawi risau. (ln/IHT)

Eramuslim, Jumat, 9 Mar 07 16:02 WIB

Tahukah Anda? Zionis-Yahudi Berlomba Tanami Pohon Ghorqod di Tanah Palestina


Washington Post edisi April 1984 memuat satu artikel tentang pertemuan Presiden AS Ronald Reagan dengan seorang pelobi senior Yahudi dari American Israel Public Affairs Committee

(AIPAC) bernama Tom Dine. Pertemuan itu berlangsung secara pribadi.

Kepada Tom Dine, mantan Gubernur Negara Bagian California ini dengan serius berkata, bAnda tahu, saya berpaling kepada nabi-nabi kuno Perjanjian Lama dan kepada tanda-tanda yang meramalkan Perang Armageddon. Saya sendiri jadi bertanya-tanya, apakah kita ini akan melihat semuanya itu terpenuhi. Saya tidak tahu. Apakah Anda belakangan ini juga telah memperhatikan nubuat-nubuat para nabi itub& akan tetapi, percayalah kepada saya, bahwa nubuat-nubuat itu menggambarkan masa-masa yang sekarang ini sedang kita jalani. b Tom Dine tersenyum dan mengangguk pelan.

Presiden Reagan merupakan presiden Amerika Serikat pertama yang memulai suatu tradisi baru dalam protokoler Gedung Putih, di mana kebaktian, seminar keagamaan, dan pertemuan-pertemuan dengan sejumlah tokoh gereja evangelikal Amerika sering diadakan. Di masa Reagan-lah paham Zionis-Kristen masuk dalam lingkaran elit pemerintahan Amerika. Seluruh kebijakan, terutama kebijakan Amerika di luar negeri khususnya untuk wilayah Timur Tengah, sangat kental bernuansa Zionis.

Penerus Reagan, George H. W. Bush, William J. Clinton, dan George W. Bush, merupakan orang-orang yang sangat yakin tentang nubuat-nubuat (janji-janji atau ramalan-ramalan) Tuhan seperti yang tercantum di dalam Injil Darby atau Scofield, Injil resmi Amerika. Menurut keyakinan mereka, abad millennium merupakan zaman akhir di mana suatu ketika akan terjadi Peperangan Besar Terakhir (Armageddon) yang melibatkan seluruh dunia, antara Tentara Tuhan melawan Pasukan Iblis. Kristus akan mengalahkan Anti-Christ. Dan setelah itu dunia akan menjadi damai dan sejahtera hingga datangnya hari penghabisan.

Sebab itu, dilandasi kepercayaan akan hari akhir seperti yang dinubuatkan dalam Injil Darby, para presiden Amerika bekerja dengan sekuat tenaga untuk melapangkan jalan bagi suatu hari di mana akan datang Kristus yang kedua kalinya. Karena menurut kepercayaan mereka Kristus akan turun di tanah Palestina, maka mereka berupaya untuk menguasai Tanah Palestina sepenuhnya dan memberikannya kepada orang-orang Yahudi.

Kaum Zionis, apakah mereka yang berada di Tanah Palestina maupun yang tersebar di Amerika dan Eropa, sangat yakin bahwa era millenium ketiga ini merupakan pintu gerbang pada akhir zaman. Entah sengaja atau tidak, kasus WTC 911, di mana Menara Kembar WTC yang dilihat dari jauh bagaikan sebuah gerbang, diruntuhkan, maka seakan terbukalah suatu era baru bagi keyakinan ini.

Segala daya upaya mereka lakukan guna menghadapi datangnya Messiah yang mereka yakini akan memimpin mereka dari Kuil Sulaiman untuk menaklukkan dunia.

Namun ada satu anomali yang secara diametral bertentangan dengan keyakinan mereka ini. Di satu sisi mereka mengaku sangat yakin akan bisa mengalahkan seluruh umat manusia, wabilkhusus umat Islam, dan menjadi pemimpin dunia, namun di sisi lain mereka juga berlomba-lomba menanami Tanah Palestina yang mereka duduki secara tidak sah, dengan pohon ghorqod (nama latin: Nitraria retusa).

Ada sebuah hadits shahih tentang hari akhir mengenai pohon ini: "Tidak akan terjadi kiamat hingga kaum muslimin memerangi kaum Yahudi, lalu membunuh mereka, sehingga seorang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon, lalu batu dan pohon berkata: Hai Muslim! Hai hamba Allah! Ini Yahudi di belakangku, kemarilah, bunuhlah dia! Kecuali pohon ghorqod, maka itu adalah dari pohon-pohonnya orang Yahudi. " (HR Muslim VII/188, Bukhari IV/51, Lu'lu' wa al-Marjan III/308)

Melihat ulah para Zionis-Yahudi yang berlomba-lomba menanami Tanah Palestina dengan pohon Ghorqod, maka kenyataan ini menjelaskan kepada kita bahwa kaum Yahudi itu sesungguhnya memahami hakikat hari akhir, di mana mereka akan dikejar-kejar oleh umat Islam dan hanya pohon Ghorqod-lah satu-satunya tempat yang bersedia dipakai guna tempat persembunyian kaum Yahudi.

Proyek Internasional Ghorqod

Tidak diketahui secara pasti kapan kaum Zionis-Israel menanami Tanah Palestina dengan pohon Ghorqod. Hanya saja, melalui website Jewish National Fund (www.jnf. Org), di bagian JNF Store (Tress for Israel Certificate), disebutkan bahwa di Tanah Palestina telah ditanami sebanyak 220 juta batang pohon Ghorqod.

Uniknya, dengan serius dan profesional, kaum Zionis juga mengiklankan di dalam situs tersebut bahwa siapa saja bisa membeli pohon Ghorqod secara online dan kemudian menyumbangkannya ke Israel untuk ditanami di Tanah Palestina. Harga sebatang pohon tersebut sebesar US$18, dan barangsiapa yang membeli tiga batang seharga US$36 akan mendapat satu batang gratis.

Bukan itu saja, pengepakkannya pun pembeli bisa memilih dengan memakai plastik (dikenai tambahan biaya US$10 perbatang) atau dengan peti kayu (US$50 perbatang). Dan untuk waktu pengirimannya, pembeli bisa memilih antara yang super cepat (US$30 perbatang, dijamin sampai di Tanah Palestina hanya dalam waktu 2 hari), cepat (US$15 perbatang dengan waktu 3 hari), dan reguler (tidak disebutkan). Untuk keterangan lebih lanjut, mereka juga menyediakan sebuah nomor hubungan internasional (888) JNF-0099 dan 1-800-542-TREE. Hanya mata uang dollar AS yang diterima sebagai pembayaran yang sah.

Pertanyaannya kemudian, adakah orang Indonesia yang sudah memesan pohon ini untuk ditanam di Tanah Palestina?(Rz)

Eramuslim, Kamis, 8 Mar 07 13:51 WIB

[ MM ] Hati-Hati Dengan Pakaian Anda ! ( hukum Itsbal dalam islam)...bagian-2

Tue, 05 Sep 2006 00:49:35 -0700

forum intelektual muslim
Hukum Isbal

Ada banyak hadits yang melarang dan mencela tentang
isbal (memanjangkan kain melebihi mata kaki),
diantaranya :

Hadits Pertama:

Artinya:
“Dari Abu Dzar berkata : Rosululloh Shollallohu
alaihi wa Sallam bersabda : ada tiga golongan, yang
Alloh tidak akan mengajak bicara mereka pada hari
kiamat kelak, enggan melihat mereka, enggan mensucikan
mereka dan mereka akan mendapat adzab yang sangat
pedih (Rosululloh mengulanginya sampai tiga kali), Abu
Dzar berkata : sungguh mereka sangatlah merugi dan
tidak beruntung, siapa mereka wahai Rosululloh ?,
Rosululloh bersabda : mereka adalah “al musbil”
orang yang memanjangkan kainnya melebihi mata kaki,
pengungkit akan pemberian atau kebaikan, penjual
barang yang disertai sumpah palsu “.(HR. Muslim
(106), Abu Daud (4087), At tirmidzi3 /516, An
nas’ai5 /81,7/245,8 /208, Ibnu Majah (2208), Ahmad5
/148,158,162,168 ,178 , Ath thoyalisi (468), Ibnu Abi
Syaibah8 /201, Ad darimi(2608) dan Tirmidzi mengatakan
: hadits hasan shohih)

Hadits Kedua:

Artinya:
“Dari Ibnu ‘Abbas, dari Nabi Shollallohu alaihi wa
Sallam bersabda : sesungguhnya Alloh Azza wa jalla
tidak akan melihat kepada orang yang memnjangkan
kainnya (melebihi mata kaki)”(HR. An nas’ai8 /207,
Ahmad 1/322, Ibnu Abi Syaibah8 /200, Ibnu Al ja’di
(2340) Ath thobroni dalam Al kabir12 /41, Abu Na’im
dalam Al hulyah7 / 192dan derajatnya shohih)

Hadits Ketiga:

Artinya:
“Dari Ibnu Mas’ud berkata : Rosululloh Shollallohu
alaihi wa Sallam bersabda: barang siapa yang
memanjangkan kainnya (melebihi mata kaki) di dalam
sholat dengan sombong, maka Alloh tidak menghalalkan
baginya (syurga) dan tidak pula mengharamkan baginya
(neraka) “. (Abu Daud (637), Hunad dalam Az zuhdi
(846), Ath thobroni dalam Al kabir9 /315 dan
derajatnya shohih)

Setelah melihat dalil di atas, seharusnya kita
meneliti serta mengoreksi maknanya dengan niat
mendekatkan diri kepada Alloh dan ikhlas dalam
menerapkan syariat Alloh dan mempraktekkan perintah
NabiNya Shollallohu alaihi wa Sallam, kenapa kita
menoleh ke kiri dan ke kanan, mena’wilkan begini dan
membolak balikkan maknanya hanya untuk mencari dalih
pembenaran (justifikasi), padahal sebenarnya dalih
yang sangat hina itu tidak mempan menolak dalil yang
telah tetap (dari Rosululloh), semua itu dalam rangka
mengikuti dan mentaati hawa nafsu yang banyak menyuruh
kepada kejelekan, dan agar senantiasa mendapat dalih
dalam memanjangkan kain, dan apabila kita ingatkan
dengan hadits-hadits Nabi, ia akan menjawab :
“ancaman pada hadits-hadits itu hanya untuk orang
yang memanjangkannya dengan kesombongan, dan aku tidak
ada niatan sombong, untuk itu boleh saja aku
memanjangkannya sekehendakku” , begitulah kebanyakan
jawaban manusia, apakah dengan jawaban yang lemah
tersebut dapat menghalangi dalil yang telah tetap lagi
kuat ?.

Walaupun sepertinya dari dhohir hadits menunjukkan
akan pensyaratan sombong (ketika memakainya), tetapi
Ibnu Umar rodhiallohu anhu tidak memandang seperti
itu, yang beliau fahami ialah siapa saja yang
memanjangkan kainnya melebihi batasan yang telah
ditentukan oleh Rosululloh Shollallohu alaihi wa
Sallam, maka ia termasuk dalam kategori ancaman
(sebagaimana tersebut dalam hadits), untuk itu ketika
beliau melihat anaknya memanjangkan kain (melebihi
mata kaki), beliau tahu bahwa anaknya bukanlah
termasuk orang-orang sombong, beliaupun tidak bertanya
kepada anaknya tentang niat, apakah diniatkan sombong
atau yang lainnya, akan tetapi hanya sekedar beliau
melihat anaknya telah memakai kain melebihi batas yang
telah ditentukan, beliaupun menegurnya.

Hadits Keempat :

Artinya:
“Dari Umar bin Maimun dalam menyebutkan kisah
terbunuhnya Umar bin Khottob Rodhiallohu anhu : “
….. ketika anak itu berbalik (pulang dari
mengunjungi Umar) kainnya menyentuh tanah, maka Umar
berkata : panggil kembali anak itu !, Umar berkata :
wahai anak saudaraku angkatlah kainmu (pakaianmu)
karena yang demikian lebih mensucikan pakaianmu dan
lebih menjadikanmu bertaqwa kepada RobbMu”
“.(HR.Bukhori7 /60, Ibnu Abi Syaibah8 /201,2202,
riwayat ini mempunyai syahid (penguat) dengan derajat
marfu’ dari hadits “Ubaid bin Kholid diriwayatkan
oleh Tirmidzi dalam Asy syamail ( 97– Mukhtashor Al
albani), An nasa’I dalam As sunan Al kubro
sebagaimana disebutkan dalam Tuhfatil Asyroof7 /223,
Ahmad 5/364, Ath thoyalisi (1190), Al baghowi dalam
Syarhus sunnah12 /11, berkata Al hafidz dalam Al
fathi10 / 263: dan derajat riwayat sebelumnya jayyid,
namanya adalah Rohmun, dishohihkan oleh Al albani
dalam mukhtashor Asy syamai)

Seorang Umar bin Khottob walaupun beliau dalam keadaan
sakit menjelang kematian, tetapi ketika melihat anak
kecil yang kainnya terjulur panjang, beliau tidak
tinggal diam bahkan beliau menyuruh agar memanggilnya
kembali sehingga dapat menyuruhnya untuk memotong kain
yang dikenakan.
Dan Abdulloh Ibnu Mas’udn meriwayatkan hadits yang
menyebutkan “kesombongan”, tetapi beliau justru
memahami hadits tersebut sesuai dengan dhohir kalimat,
sebagaimana pula difahami oleh seluruh sahabat
Rodhiallohu anhum.

Hadits Kelima :

Artinya:
“Dari Ibnu Mas’ud Rodhiallohu anhu beliau melihat
seorang arab gunung sholat dan kainnya melebihi mata
kaki, beliau berkata : seorang yang memanjangkan
kainnya dalam sholat, maka Allah tidak menghalalkan
baginya (syurga) dan tidak pula mengharamkan baginya
(neraka)”. (HR.Abu Daud Ath thoyalisi (351), Ath
thobroni dalam Al kabir9 /315,10/284, Al baihaqi dalam
Sunan-nya2 /242, berkata Al hafidz dalam al fath10 /
257: sanadnya hasan dan hal seperti ini tidak bisa
ditafsiri dengan akal, untuk itu tidak mengapa untuk
memahaminya sesuai dengan dhohir hadits, derajat
hadits shohih dengan syarat Imam yang enam)

Kenapa Ibnu Mas’ud mengucapkan hadits ini kepada
seorang arab gunung padahal ia sedang berhadapan
dengan Alloh (sholat), kalau seandainya perkaranya
memungkinkan dua makna yaitu antara meniatkan
kesombongan dan tidak meniatkannya, kenapa Ibnu
Mas’ud sampai mengatakan kepadanya tentang hal ini,
bisa jadi ia memanjangkannya dengan tanpa niat
sombong, jika memang perkaranya bisa diartikan seperti
ini .
Akan tetapi Ibnu Mas’ud mengetahui sepenuhnya bahwa
isbal itu termasuk perbuatan sombong dan orang yang
berbuat isbal tidak dilihat oleh Alloh pada hari
kiamat kelak, seperti telah disebutkan.

Berkata Ibnu al-‘Arobi :“tidak sepantasnya orang
yang memanjangkan kainnya berkata : “aku tidak
memanjangkannya karena sombong”, karena lafadz
hadits telah mencakup larangan, dan tidak sepantasnya
pula bagi orang yang demikian untuk menyelisihi lafadz
tersebut (yang berisi larangan), karena hukumnya sama
seperti orang yang mengatakan : “aku tidak akan
melaksanakannya karena illah (sebab sombong) tidak ada
padaku”, sesungguhnya pengakuan seperti ini tidak
dapat diterima, karena justru dengan memanjangkannya
berarti kesombongan”. (Aunul ma’bud11 /142)

Begitu pula Al hafidz Ibnu Hajar mementahkan sangkaan
orang yang mengatakan bahwa pengharaman isbal itu
hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang sombong,
beliau mambantah : “kalau memang keadaanya seperti
itu, tidak ada artinya Ummu Salamah bertanya kepada
Rosululloh tentang hukum wanita yang memanjangkan
kainnya, bahkan beliau Rodhiallohu anha memahami bahwa
isbal itu dilarang secara mutlak (bagi laki-laki dan
wanita) baik dengan sombong atau tidak, maka beliau
bertanya tentang hukum wanita dalam masalah ini,
karena wanita justru membutuhkan akan panjangnya kain
guna menutupi aurat”. (Fathul bari 10/259)

Bersamaan dengan ini Nabi Shollallohu alaihi wa Sallam
mengikrarkan bahwa pengharaman isbal umum bagi
laki-laki dan wanita, walaupun tidak meniatkan
sombong, hal yang demikian disebabkan karena mencari
tahu nya Ummu Salamah setelah ia mendengar hadits yang
di bawa oleh Ibnu Umar secara marfu’ “barang siapa
yang memanjangkan kainnya dengan sombong Alloh tidak
akan melihatnya kelak pada hari kiamat”.
Begitupun Ummu Salamah memahami bahwa kain yang
melebihi mata kaki ialah maksud dari pada larangan itu
sendiri, untuk itu beliau mencari tahu dan
mengikrarkan pemahamannya terhadap hadits di atas, dan
dijawab oleh Nabi bahwa wanita mempunyai hak untuk
memanjangkan kainnya sebatas satu hasta dan tidak
lebih dari itu, sebagaimana tersebut dalam hadits yang
akan datang insya Alloh .

Jika kita perhatikan dari pemahaman sahabat dan
orang-orang yang mengikutinya tentang tata cara
berpakaian sebagaimana yang telah ditetapkan oleh
Rosululloh , berikut menjadikan tempat (batasan)
tertentu pada badan, yang tidak berhak bagi seorangpun
untuk menyimpang darinya, seperti apa yang telah
beliau katakan : “ tidak ada kebaikan apa yang
melebihi darinya (mata kaki)”, dan perkataan beliau
“kain yang di bawah mata kaki maka tempatnya di
neraka”, atau lafadz-lafadz lain yang mengancam akan
isbal, maka seharusnya orang yang berpegang teguh dan
arif dengan agamanya akan selalu ingin menjauhkan
dirinya dari kemarahan dan adzab Allah, serta senang
mendapat ridho Allah, masuk syurga dan melihat
wajah-Nya, karena itu sudah sewajarnya bagi kita untuk
selalu berusaha dengan sungguh-gungguh dalam menjalani
petunjuk dan berjalan diatas apa yang telah ditentukan
oleh Rosululloh Shollallohu alaihi wa Sallam .

Kebanyakan dalam hadits-hadits yang telah disebutkan
berbicara seputar permasalahan isbal dan yang melebihi
dari mata kaki, ada banyak dalil yang mengecam dan
mengancam orang yang memanjangkan kainnya dengan
sombong, takabbur dan merasa lebih tinggi dari yang
lain, yang mengharuskan kita untuk berhati-hati dari
isbal, berikut uraiannya :

Hadits Pertama :

Artinya:
“Dari Abdullah bin Umar Rodhiallohu anhuma berkata :
berkata Rosululloh Shollallohu alaihi wa Sallam : “
barang siapa yang memanjangkan kainnya dengan sombong
, Alloh tidak akan melihatnya pada hari kiamat
kelak”, Abu Bakar berkata : “ wahai Rosululloh
sesungguhnya sebelah kainku melorot (karena kendor),
tetapi aku selalu berusaha menjaga kain itu dari isbal
, Rosululloh Shollallohu alaihi wa Sallam bersabda :
“sungguh engkau bukan termasuk orang yang berbuat
sombong” “.(HR. Bukhori7 /19,10 /254,378 , Abu
Daud (4085), Nasa’I8 /208, Ahmad 2/147, Al humaidy
(649),Ath thobroni dalam Al kabir12 /299,301 , Al
baihaqi2 /243, Al baghowi12 /9)

Hadits Kedua :

Artinya:
“Dari Ibnu Umar bahwasannya Rosululloh Shollallohu
alaihi wa Sallam bersabda : ketika seorang laki-laki
memanjangkan kainnya dengan sombong, ia ditenggelamkan
dengannya lalu berteriak di dalam bumi sampai hari
kiamat”. (HR.Bukhori6 /515,10/258, Nasa’I8 /206,
Ahmad 2/66, Hunad dalam Az zuhdi (842) dan Abu
‘Awanah5 /475-478)

Hadits Ketiga :

Artinya:
“Dari Abu Huroiroh bahwasannya Rosululloh
Shollallohu alaihi wa Sallam bersabda : ketika seorang
laki-laki berjalan sombong dengan mengenakan pakaian
yang membuatnya ta’ajub (besar diri), Alloh pun
menenggelamkannya ke dalam bumi dan ia berteriak
sampai hari kiamat”.(HR. Muslim (2088), Bukhori
dalam Tarikh Al kabir1 /413,2 /212, Ahmad2 /390,531,
Thoyalisi (2469), Abdur rozaq11 /82, Ali ibnu Al
ja’di (1168), Abu Nai’maka dalam Al hilyah8 /389)

Hadits Keempat :

Artinya:
“Dari Ibnu Umar dari Nabi Shollallohu alaihi wa
Sallam Bersabda : “isbal itu pada tiga tempat :
kain, qomis dan sorban, barang siapa yang memanjangkan
darinya sedikit saja dengan rasa sombong, Alloh tidak
akan melihatnya kelak pada hari kiamat”.(HR. Abu
daud (4094), Nasa’I8 /208, Ibnu Majah (3576), Ibnu
Abi Syaibah8 /208, Hunad dalam Az zuhdi (847),
derajatnya hasan karena seseorang bernama Ibnu Abi
rowwad yang dianggap terpercaya oleh Yahya Al qotthon,
Ibnu Ma’in dan ibnul Mubarok)

Hadits Kelima :

Artinya:
“Dari Abu Huroiroh berkata : Rosululloh Shollallohu
alaihi wa Sallam bersabda : “ketika seorang
laki-laki sombong lagi besar diri dengan jambul pada
pakaiannya, dan ia memanjangkan kainnya, Alloh pun
menenggelamkannya dengan (perbuatan itu) dan ia
berteriak (atau dikatakan ia menukik jatuh) ke
dalamnya sampai hari kiamat”. (HR.Bukhori10 /258,
Muslim (49), (2088), Ahmad2 /267,315 ,456 ,467 , Abu
‘Awanah5 /471-472)

Hadits Keenam :

Artinya:
“Dari Ibnu Umar bahwasannya Rosululloh Shollallohu
alaihi wa Sallam bersabda : “ Alloh tidak akan
melihat orang yang memanjangkan kainnya dengan
sombong”.( Malik dalam Al muwattho’2 /914,
Bukhori10 /252, Muslim (2085), Tirmidzi4 /223, Ahmad2
/10, Ibnu Abi Syaibah8 /199, Hunad dalam Az zuhdi
(844), Bukhori dalam Tarikh Al kabir7 /277, Ath
thobroni dalam Al kabir12 /407, Ibnu ‘Adi dalam Al
kamil hal.2254 )

Hadits Ketujuh :

Artinya:
“Dari Hubaib bin Mughoffal Al ghifari bahwasannya ia
melihat Muhammad Al qurosy berdiri dengan
memanjangklan kainnya, maka Hubaib pun melihat
kepadanya dan berkata : aku telah mendengar Rosululloh
Shollallohu alaihi wa Sallam bersabda : “barang
siapa yang menurunkan (kainnya) dengan sombong, maka
Alloh akan merendahkannya di neraka”. (HR. Ahmad3
/437,438,4 /237, dan anaknya Abdulloh dalam Zawaid Al
snad 3/437,4 /237, Bukhori dalam Tarikh Al kabir8
/257, Abu Ya’la3 /111, Ath thobroni dalam Al kabir22
/ 206dan dishohihkan oleh Al hafidz dalam Al ishobah9
/125,10 / 237dan derajatnya shohih)

Hadits-hadits yang telah disebutkan sebagiannya
menyebutkan tentang isbal, akan tetapi maksud yang
terkandung di dalamnya lebih besar lagi, yaitu
takabbur dan merasa besar diri, hadits di atas
tidaklah bertentangan dengan hadits-hadits isbal pada
umumnya, sebagaimana yang telah lalu bahwa orang yang
memanjangkan kainnya akan mendapatkan hukuman yang
berat begitu pula ancaman bagi siapa saja yang
memanjangkannya lebih dari mata kaki, tetapi hukuman
yang terdapat pada pelanggaran isbal kali ini lebih
berat dan lebih besar, untuk itu hendaknya kita
pandai-pandai membedakan antara hukuman bagi pelaku
isbal saja, dengan orang yang isbal disertai sombong
dan takabbur, setiap dari keduanya diadzab sesuai
dengan berat hukuman masing-masing, karena adzab pada
orang yang Nabi katakan dalam haditsnya “apa yang
melebihi mata kaki, maka tempatnya di neraka”, tidak
sama timbangan adzabnya pada orang yang Nabi sebutkan
dalam haditsnya “barang siapa menurunkan kainnya
dengan sombong , maka Alloh akan merendahkannya di
neraka”. Setiap dari kita mengetahui bahwa penduduk
neraka itu berbeda-beda dalam merasakan atau
mendapatkan adzab, walaupun mereka sama-sama berada di
dalamnya, di antara mereka ada yang mendapatkan adzab
berlipat-lipat dibandingkan dari yang lain, di antara
mereka pula ada yang mendapatkan seringan-ringannya
adzab walaupun ia mengira bahwa dirinya adalah orang
yang paling besar adzabnya.

Kalau kita mau menilik kembali kepada sekumpulan
hadits-hadits terakhir di atas (yang menunjukkan akan
takabbur), niscaya akan kita dapatkan bahwa sebagian
besar hadits tersebut menunjukkan akan tidak
melihatnya Alloh kepada para pelaku isbal, maka
hukuman adzab di neraka lebih dahsyat dibanding dari
yang selainnya, yaitu adzab yang ia rasakan dari waktu
kematian sampai hari kiamat, dengan dalih sabda Nabi :
“ia berteriak di dalam bumi sampai hari kiamat”.
maka jelaslah bahwa setiap ma’siat mempunyai
timbangan adzab masing-masing, untuk itu tidaklah
pantas seorang mengatakan : aku memanjangkan kain
bukan karena sombong, maka kita katakan : kalau ia
memakainya tanpa kesombongan maka ia mendapatkan adzab
yang telah ditentukan, kalau diniati sombong, maka
adzabnya lebih besar lagi.
Beberapa Syubhat dan Jawabannya

Setelah mengetahui dalil-dalil yang cukup jelas
tentang isbal, kita akan mengupas syubhat (pengkaburan
dari hal yang sebenarnya) pada sebagian orang yang
berpendapat bahwa isbal itu hanya disyariatkan bagi
orang-orang yang sombong, mereka berdalih dengan
alasan yang sangat lemah yang tidak mampu manghadang
dalil yang telah tetap tentang pengharaman isbal, di
antara dalih yang sering mereka gemborkan ialah hadits
Ibnu Umar ketika Abu Bakar berkata : wahai Rosululloh,
sungguh kainku yang sebelah melorot (karena kendor)
dan aku selalu berusaha menjaganya dari isbal,
Rosululloh menjawab : "engkau bukanlah orang yang
berbuat sombong", dalam riwayat yang lain, Abu Bakar
berkata : sungguh kainku terkadang melorot, Nabi
menjawab : "engkau bukanlah dari mereka"
Dalam riwayat lain juga beliau berkata : sungguh
sebelah kainku melorot dan aku selalu berusaha
menjaganya dari isbal, Nabi bersabda : "engkau
bukanlah orang yang berbuat demikian"

Syubhat Pertama :

Mereka mengatakan : sesungguhnya sabda Rosul kepada
Abu Bakar "sesungguhnya engkau bukanlah yang berbuat
demikian", menunjukkan bahwa larangan di sini hanya
apabila diniatkan sombong, dan apabila tidak diniatkan
sombong, maka tidak termasuk dalam ancaman hadits
tersebut.

Jawaban :
1. Sebagaimana sabda Nabi kepada Hudzaifah ketika
beliau memegang tulang betisnya beliau berkata : "ini
tempat (batas) kain, apabila engkau keberatan maka
turunkan (sampai sebatas mata kaki), apabila masih
keberatan maka tidak ada hak bagi kain di bawah mata
kaki"

Kalau kembali membaca hadits ini, apa kira-kira yang
engkau pahami ?, apakah engkau memahami apabila tidak
diniati sombong boleh bagi seseorang untuk
memanjangkan kain sekehendaknya ?, ataukah engkau
memahami bahwa Nabi Shollallohu 'alaihi wa sallam
menyuruh untuk menjadikan tempat (batas) kain seperti
yang telah beliau tentukan pada awalnya (setengah
betis) dan kemudian boleh menurunkan sampai sebatas
mata kaki, lalu beliaupun mengancam kepada orang yang
memanjangkan lebih dari mata kaki dengan sabdanya :
"tidak ada hak bagi kain untuk melebihi mata kaki".

Dan ini sungguh sangat jelas, karena dengan ini orang
tidak memungkinkan untuk mengadakan syubhat akan
bolehnya melakukan isbal dengan alasan apabila tidak
sombong, diperjelas dengan sabda Nabi kepada Ibnu Umar
Rodhiallohu anhuma ketika kelihatan kainnya menjulur
(isbal) : wahai Abdulloh, angkatlah kainmu ! kemudian
beliau berkata : angkatlah lagi ! dan hadits-hadits
lainnya, yang tidak ada keterangan tentang bolehnya
isbal jika tidak sombong !.

2. Sesungguhnya Abu bakar tidak mengatakan : "aku
jadikan kainku panjang" atau "aku memakai pakaian
panjang " tetapi beliau berkata : "inna ahada syiqqoy
izaari" (sesungguhnya kainku yang sebelah), dalam
riwayat lain "inna syiqqi izaari" (sesungguhnya
sebelah kainku), dalam riwayat yang lain lagi "inna
ahada jaanibay izaari" (sesungguhnya kainku yang
sebelah). Lafadz "assyiqqi" (dengan syin kasroh) dalam
lisanul arob : assyiqqi dan assyiqqoh (dengan kasroh)
berarti : "setengan dari pada sesuatu apabila
dibelah", dari sini diketahui bahwa yang dimaksud oleh
Abu Bakar ialah setengan dari kainnya, adapun riwayat
"inna izaari yastarkhii" (sesungguhnya kainku
melorot), lalu berkata "ahyaanan" (kadang-kadang) .
dan hampir di semua riwayat menyebutkan kalimat
"yastarkhii", dan dapat dipahami bahwa beliau tidak
melakukannya dengan kesengajaan, karena kain beliau
melorot dengan sendirinya, sebagaimana beliau katakan
: "illa an ata'aahada dzalika minhu" atau
"liata'aahada dzalika minhu" (tetapi aku selalu
berusaha menjaga kain itu dari isbal).

Berkata Abu toyyib : "ta'aahuduhu" berasal dari
kalimat "at ta'aahud" yang berarti menjaga dan
memelihara, maksudnya ialah sebelah kainnya yang
melorot ketika digerakkan atau berjalan tanpa beliau
sengaja, apabila beliau terjaga kain itu tidak akan
melorot, karena setiap mau melorot beliau menariknya"
. (Aunul ma'bud11 /141)
Keadaan yang Abu Bakar ceritakan kepada Rosululloh ini
dijawab oleh beliau Shollallohu 'alaihi wa sallam :
"engkau bukanlah dari mereka (yang berbuat sombong)
atau "engkau bukanlah orang yang berbuat sombong", ini
adalah sebuah kebenaran yang jelas, dan hendaknya
setiap muslim berkeyakinan bahwa apa yang dilakukan
oleh Abu Bakar dalam menjaga kainnya yaitu dengan
menariknya apabila melorot bukanlah dari kesombongan
sedikitpun, akan tetapi bagaimana mungkin perbuatan
Abu Bakar dikiaskan (baca : disamakan) dengan orang
yang menyengaja memakai pakaian panjang (isbal), lalu
pergi ke tukang jahit dan mensyaratkan agar panjangnya
sampai menyentuh tanah ?.

Begitu pula sebenarnya Abu Bakar tidak merelakan
dirinya membiarkan kainnya melorot, untuk itu setiap
kain itu melorot beliau langsung tarik, dengan dalih
perkataan beliau : "inni la ata'aahadu dzalika minhu"
(aku selalu berusaha menjaga kain dari isbal). Beliau
"selalu" menjaga dan berikrar pada dirinya untuk terus
menjaga dari isbal, karena kalimat "ata'aahadu"
(seperti yang baliau ucapkan) adalah fi'il mudhori'
(kata kerja untuk menunjukkan kejadian pada masa
sekarang dan yang akan datang)

3. Sabda Nabi Shollallohu 'alaihi wa sallam : "barang
siapa yang memanjangkan kainnya dengan sombong maka
Alloh tidak akan melihatnya pada hari kiamat" lalu Abu
Bakar berkata : sesungguhnya kainku yang sebelah
melorot, Rosul menjawab dengan sabdanya "engkau
bukanlah termasuk dari mereka", dari sini dapat
dipahami bahwa Rosululloh tidak mencela pemahaman Abu
Bakar, beliau pun Shollallohu 'alaihi wa sallam tidak
memaksudkan perkataannya kepada Abu Bakar saja, dengan
ini berarti Abu Bakar telah berikrar bahwa isbal itu
adalah kesombongan, beliaupun membersihkan diri dari
hal itu karena melorot pada kainnya bukanlah sesuatu
yang beliau kehendaki.

4. Sabda Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa sallam
kepada Abu Bakar : "engkau bukanlah dari mereka (yang
berbuat sombong), artinya engkau wahai Abu Bakar
(memakai taa'ul khitob), jika engkau berbuat demikian
dengan selalu menjaga kainmu dari isbal niscaya akan
mengeluarkanmu dari golongan (orang-orang sombong),
sedang mereka itu sebenarnya telah berbuat sombong,
karena mereka tidak mengangkat kain mereka, bagaimana
mereka akan mengangkat sedang mereka menyengaja untuk
itu, kalaupun seandainya diangkat lalu tampaklah mata
kaki mereka niscaya mereka akan malu dari manusia !.

Syubhat ke-dua :

Syubhat yang selalu mereka gembar-gemborkan dalam
menanggapi hadits Nabi : "Dan jauhkanlah dirimu dari
berbuat isbal, karena isbal itu termasuk dari
kesombongan" , mereka mengatakan : kata (min : dari)
menunjukkan tab'idh (sebagian), untuk itu ada isbal
karena sombong dan juga ada isbal yang tidak karena
sombong.

Jawaban :
Aku katakan : bahwa ini adalah pemahaman yang salah
terhadap hadits, walau (min) memang untuk tab'idh
(menunjukkan makna sebagian), tetapi ma'nanya bukan
seperti yang mereka pahami, itu justru menunjukkan
bahwa lafadz (al makhilah : sombong) bersifat umum
masuk didalamnya isbal kain dan yang selainnya dan ini
menjadi jelas tanpa diragukan bahwa isbal adalah
kesombongan, dan pengulangan konteks hadits di atas
ditujukan kepada orang yang sombong, karena sombong
itu lebih besar perkaranya dari pada isbal dan
hukumannya lebih berat seperti sabdanya : "Alloh tidak
akan melihatnya" , dan "berteriak di dalam bumi sampai
hari kiamat" ,dan yang selainnya, Nabi pun
mengkabarkan bahwa kesombongan adalah haram begitu
pula hal-hal yang dapat menyampaikan ke arah sombong,
dan contoh yang paling jelas ialah isbal pada kain,
sesungguhnya Nabi Shollallohu 'alaihi wa sallam
mengancam dari isbal dengan sabdanya : "dan jauhkanlah
dirimu dari isbal" . sebenarnya dengan hadits ini dan
hadits-hadits yang lain sudah cukup untuk membatalkan
dalih mereka, karena orang yang meyakini dengan
syubhat ini ia hanya mengambil sebagian hadits lalu
memahaminya dengan salah, dan mereka pun meninggalkan
sebagian hadits yang lain, tidakkah Rosululloh
menyuruh ia dengan sabdanya : "angkatlah kainmu sampai
setengah betis" ?, sedangkan qorinah yang membatasinya
hanya sampai pada mata kaki, adakah qorinah yang
menyatakan untuk melebihkan dari mata kaki ?, tidakkah
beliau memberi dua pilihan antara setengah betis dan
di atas mata kaki dan mengancam yang melebihi darinya
?, kalau seandainya yang di fahami dari hadits
tersebut memang seperti apa yang mereka yakini yaitu
boleh memanjangkan kain apabila tidak sombong, maka
apa tujuan Nabi menyebutkan setengah betis dan sebatas
mata kaki ?, kenapa manusia tidak berfikir sebentar
dan berkata dalam hatinya "kalau memang diperbolehkan
isbal bagi orang yang tidak sombong itu adalah dasar
dalam berpakaian, mengapa Rosululloh Shollallohu
'alaihi wa sallam sampai menjelaskan dan berwasiat
dengan segala wasiatnya dan mengancam dengan segala
ancamannya, sampai-sampai beliau berlari mengejar
seseorang dari Tsaqif ketika beliau melihatnya
menjulurkan kainnya melebihi mata kaki " ? . kemudian
pada saat yang lain Nabi pun tidak menyebut
kesombongan sebagai sebuah alasan dilarangnya isbal,
padahal laki-laki tersebut sedang menutupi aib pada
kakinya (seperti apa yang ia harapkan), tidakkah telah
berlalu sabda Nabi Shollallohu 'alaihi wa sallam :
"kainnya seorang muslim itu sebatas setengah betis".
Telitilah dirimu !, kalau seandainya memanjangkan kain
itu diperbolehkan dengan syarat tanpa kesombongan,
lalu apa faedah dari hadits-hadits di atas ? apakah
seseorang yang bodoh lebih-lebih yang berakal
berprasangka bahwa apa yang dikatakan Nabi itu sia-sia
belaka ?, lalu dimana firman Alloh : “Dan tidaklah
Muhammad berkata deengan hawa nafsunya” (Surat An
najm3 ). Dan di mana sabda Nabi kepada Abdulloh ibnu
Umar ketika beliau Shollallohu alaihi wa Sallam
mengisyaratkan dengan jari telunjuknya ke arah
mulutnya, lalu beliau berkata : “tulislah !, demi
Dzat yang jiwaku berada ditanganNya, tidaklah keluar
dari mulut ini kecuali haq (kebenaran)” (.HR. Abu
Daud (3646), Ahmad2 /162,192 , Ad darimi dalam
muqoddimahnya)

Lihat lagi hadits Ibnu Umar !, ketika beliau
Shollallohu alaihi wa Sallam menyuruhnya untuk
mengangkat kain, dan menegaskan agar mengangkatkannya
lag sampai setengah betis. Begitu pula hadits
Hudzaifah seperti yang belum jauh kami sebutkan. Dan
hadits-hadits lainnya yang menerangkan tentang
keharusan seorang muslim dalam menyikapi pakaiannya,
dimana hadits-hadits tersebut tidaklah mensyaratkan
kesombongan.

Syubhat ke-Tiga :

Ada beberapa hadits yang menyebutkan bahwa Nabi keluar
dalam keadaan isbal :
Hadits Pertama:
Artinya:
“dari Abu Bakaroh berkata : ketika terjadi gerhana
matahari, kami sedang bersama Nabi Shollallohu alaihi
wa Sallam, beliapun berdiri dengan kainnya yang
terjulur karena terburu-buru sampai beliau datang ke
masjid dan manusia sedang berkumpul disana lalu sholat
dua roka’at”(.HR. Bukhori2 /526,547 ,10 /255,
Nasa’I3 /127,146 ,152 )

Hadits Kedua:
Artinya:
"Dari An nu'man bin Basyir berkata : terjadi gerhana
matahari di zaman Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa
sallam , lalu beliaupun keluar dengan kainnya yang
terjulur karena takut, sampai beliau mendatangi masjid
dan sholat bersama kami sampai hilang (gerhananya)" (.
HR. Abu Daud (1193), An nasa'i3 /141, Ibnu Majah
(1262) dan sanadnya shohih)

Hadist Ketiga:
Artinya:
"Dari Abu Said Al khudzriy berkata : aku keluar
bersama Rosulullah Shollallahu 'alaihi wa sallam pada
hari senin ke Quba', sampai ketika kami melewati Bani
Salim, Rosulullah berdiri di pintu rumah 'Itban,
beliaupun meneriakinya lalu ia keluar dengan kainnya
yang terjulur, Nabipun berkata : "kami telah
membuatnya tergesa-gesa" . (HR.Muslim: 80,343 .)

Hadits Keempat:
Artinya:
"Dari 'Imron bin Hushoin bahwasanya Rosululloh
Shollallohu 'alaihi wa sallam sholat ashar dan
mengucapkan salam pada roka'at ke tiga, kemudian
beliau masuk ke rumahnya, berdirilah seorang laki-laki
bernama Al khorbaq, ia memakai kain dengan lengan yang
terlalu panjang (isbal), lalu berkata : wahai
Rosululloh, (ia pun menyebutkan apa yang dilakukan
oleh Rosululloh), kemudian Rosululloh keluar dalam
keadaan marah dengan sorban yang terjulur, setelah
sampai kepada khalayak ramai, beliau berkata :
"benarkah yang dikatakan orang tadi ?"( . HR.Muslim
(101), (574), Abu Daud (1018), An nasa'i3 /26, Ibnu
Majah (1215)

Jawaban :
Ya, memang telah disebutkan dalam riwayat bahwa beliau
keluar dalam keadaan kain yang terjulur, tapi bukan
berarti ini bisa dijadikan dalih bagi orang yang
mengatakan bolehnya isbal apabila tidak disertai
sombong, itu disebabkan karena hadits-hadits di atas
menyebutkan tentang keadaan isbalnya kain dalam
keadaan tertentu, seperti terburu-buru, takut atau
marah, dan ini jelas menunjukkan ketergesaan serta
tidak adanya maksud memakai dalam bentuk seperti itu,
seseorang tersebut tergesa-gesa dan terjulur kainnya,
karena ia tidak pelan-pelan dalam memakainya, dan
makna seperti ini sungguh sangat jelas dalam
hadits-hadits yang menyebutkan tentang menjulurnya
kain dengan alasan-alasan tertentu saperti kasus di
atas.

Berkata Imam Nawawi : (arti dari menjulurkan sorban
dalam hadits diatas) ialah dikarenakan Rosululloh
terlalu sibuk dengan urusan sholat, sehingga beliau
keluar dengan tanpa menyadari bahwa sorbannya
terjulur, dan itu karena beliau tidak pelan-pelan
ketika memakainya. (Dalam Ta'liq shohih Muslim hal.405
,5 / 70dengan syarah Imam Nawawi)

Begitu pula sabda Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa
sallam tentang 'Itban, ketika ia keluar dengan kain
yang terjulur : "kami telah membuatnya tergesa-gesa"
yaitu, (kami telah membuatnya tergesa-gesa ketika ia
baru saja menyelesaikan keperluannya dengan istrinya,
dan belum memungkinkan untuk memakai pakaiannya),
yaitu (kalau seandainya saja kami pelan-pelan dan
tidak membuatnya tergesa, maka ia tidak akan keluar
dengan kainnya yang terjulur), dan kalaupun perkaranya
tidak seperti itu, kenapa Rosululloh sampai berkata :
"kami telah membuatnya tergesa-gesa" ?, serta
perbuatan beliau ketika sorbannya terjulur karena
terburu-buru, hal seperti ini telah keluar dari
kategori isbal, karena memang ada perbedaan besar
antara orang yang menyengaja mamakainya isbal, dengan
orang yang sebenarnya kainnya pendek tetapi terjulur
karena suatu sebab, berkata Ibnu Hajar : "dalam hadits
ini kalau seandainya isbal itu disebabkan oleh
ketergesaan, maka tidak masuk dalam kategori larangan,
seolah-olah larangan itu ditujukan kepada yang sombong
(ketika memakainya), sebagaimana (hadits di atas)
tidak bisa dijadikan dalih bagi orang yang menganggap
bahwa larangan tersebut untuk selain yang meniatkan
sombong, sehingga ia membolehkan (bagi dirinya) untuk
memakai pakaian yang panjangnya menjulur sampai ke
tanah" ( Fathul baari10 /255)

Sebelum selesai aku menasehatkan kepada saudaraku
sesama muslim, hendaknya menjadikan para Salaf sebagai
qudwah dan menjadikan Nabi sebagai uswah, seperti
firman Alloh Subhanahu wa ta’ala :

“ Sungguh terdapat pada diri Rosululloh bagi kalian
uswatun hasanah, bagi orang-orang yang mengharap Alloh
dan hari akhir dan banyak berdzikir kepada Allah “(
QS. Al ahzab :21)

orang yang selalu berharap dari Alloh untuk memperoleh
rizki yang baik di dunia, dan tempat yang baik di
akhirat, maka seharusnya ia berqudwah dengan
Rosululloh Shollallahu alaihi wa Sallam dalam perkara
kecil lebih-lebih yang besar sebisa mungkin, karena
beliau tidak pernah memandang remeh perkara ini,
bahkan beliau menganggapnya besar dan penting,untuk
itu kita dapati beliau Shollallohu alaihi wa Sallam
mengejar seorang yang kainnya terlihat terjulur
panjang, beliaupun menaruh tangannya di kening beliau
tawadhu’ kepada Alloh ketika melihat seseorang yang
kainnya panjang terjulur, dan begitulah beliau
Shollallohu alaihi wa Sallam menganggap perkara ini
sebagai dosa besar, begitupun sahabat-sahabat beliau
Radhiallohu ‘anhum mereka tidak memakai kain kecuali
di atas mata kaki, dan mayoritas mereka memakainya
sebatas setengah betis, sebagai bukti ketaatan mereka
kepada Rosululloh dan mempraktekkan perintahnya, tidak
seperti halnya yang diyakini oleh “sebagian orang
yang tidak tahu”, mereka mengatakan bahwa kain pada
waktu itu sangat sedikit dan para sahabat kebanyakan
miskin tidak mempunyai harta untuk membeli pakaian
mereka, dan mungkin ungkapan-ungkapan lain yang mereka
lontarkan, kalau seandainya mereka mau meneliti
kembali teks-teks yang kami telah sebutkan sebagiannya
niscaya mereka akan mengetahui bahwa mereka telah
mengatakan dengan sembarangan pada apa-apa yang mereka
tidak tahu, dan mereka mengatakan dengan tanpa ilmu
padahal sebenarnya tidak seperti apa yang mereka
sangka, bahkan mereka para sahabat lebih memilih untuk
ittiba’ kepada Nabi sebagaimana itu sudah menjadi
keinginan hati mereka.

Dengan kemudahan dari Alloh inilah yang dapat saya
rangkum dan kumpulkan tentang permasalahan isbal,
seandainya ada kebenaran ,maka itu datang dari Alloh
dan apabila ada kesalahan itu datang dari diri saya,
dan saya memohon kepada Alloh agar menjadikannya
bermanfaat.

Maha suci bagi Alloh dan sekalian pujian hanya
untuk-Nya, aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang
haq selain Engkau, aku memohon ampum dan bertaubat
padaMu, dan akhir dari do’a kami Alhamdulillahi
Robbil ‘Alamin.






_______________________________________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
http://beta.id.yahoo.com/


Untuk mengirimkan tulisan ke Milis Muslim silakan kirim ke:
milis-muslim@yahoogroups.com
Untuk berhenti berlangganan Milis Muslim silakan kirim email kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]@yahoogroups.com
URL milis-muslim:
http://groups.yahoo.com/group/milis-muslim

  • [ MM ] Hati-Hati Dengan Pakaian Anda ! ( hukum Itsbal dalam islam)...bagian-2 forum intelektual muslim